Kelucuanteks anekdot terdapat pada bagian A. Saat Ahmad memplesetkan KUHP menjadi Kasih Uang Habis Perkara. B. Dosen sedang memberi kuliah hukum pidana. SOAL 6. Makna tersirat pada teks anekdot tersebut adalah A. Menjelaskan kepanjangan KUHP sebenarnya adalah Kitab Undang Hukum Pidana Kelucuanteks anekdot terdapat pada bagian . A. Dosen sedang memberi kuliah hukum pidana. B. Saat sesi tanya jawab antara mahasiswa dan dosen. C. Saat Ahmad memplesetkan KUHP menjadi Kasih Uang Habis Perkara. D. Para mahasiswa tertawa mendengar jawaban Ahmad. E. Para mahasiswa menertawakan keluguan Ahmad menjawab pertanyaan dosen. 9. 8 Lalu, tawa mereda dan kelas kembali tenang. Kelucuan teks anekdot tersebut terdapat pada bagian Dosen sedang memberi kuliah hukum pidana. Saat sesi tanya jawab antara mahasiswa dan dosen. Saat Ahmad memplesetkan KUHP menjadi Kasih Uang Habis Perkara. Para mahasiswa tertawa mendengar jawaban Ahmad. Para mahasiswa menertawakan keluguan Berdasarkanpenjelasan tersebut, kelucuan atau lelucon dalam teks anekdot di atas adalah seorang laki-laki secara refleks mengangkat telepon dengan menempelkan setrika panas di telinga. Kelucuan terjadi ketika laki-laki tersebut langsung mengambil setrika saat ada telepon yang berdering dan hal itu terulang sehingga kedua telinganya terluka bakar. 6 Mahasiswa lain tentu tertawa, ." terdapat unsur kelucuan yaitu Ahmad memplesetkan KUHP menjadi Kasih Uang Habis Perkara. Kelucuan juga dapat dilihat dari respon teman-temannya yang tertawa. Berdasarkan kutipan di atas, unsur kelucuan dalam teks tersebut terdapat pada bagian saat Ahmad memplesetkan KUHP menjadi Kasih Uang Habis Perkara. DTHZf. Perhatikan teks anekdot di bawah ini! Hanya Komisi Seorang pejabat yang korup akhirnya meninggal dunia. Malaikat pun bertanya tentang kesalahan yang pernah diperbuat si pejabat semasa hidup. ''Coba jelaskan kesalahan yang pernah Anda perbuat dalam hidup Anda," tanya malaikat. "Memang ada kesalahan yang sepertinya agak salah, tetapi hanya kekeliruan saja," kata si pejabat. "Maksud Anda? Jangan berbelit-belit," kata malaikat. "Saya dituduh korupsi. Di mata banyak orang sepertinya memang korupsi, tetapi sebenamya saya hanya menerima komisi. Apakah itu layak disebut kesalahan?" Malaikat pun bingung. Bagaimana mungkin si pejabat tidak dapat membedakan korupsi ataupun tidak? Dikutip dari Eko Sugiarto, dalam "Hanya Komisi" dalam Apel Malang, Apel Washington, & Semangka Rujak Humor ala Koruptor, Yogyakarta, Andi, 2012. Karena teks anekdot hampir serupa dengan teks humor, tetapi, teks anekdot lebbih mengarah kepada ejekan tersirat untuk politik, pemerintah, dll. Nah, di bagian ejekan tersirat inilah, terdapat kelucuan kelucuan yang dapat membuat si pembaca tertawa.

kelucuan teks anekdot terdapat pada bagian